Nasi sudah menjadi bahan makanan pokok, tak mudah untuk menggantikan sumber makanan ini. meski
sudah memakan setumpuk roti seringkali merasa belum makan, selama belum
makan nasi. Faktor kebiasaan adalah salah satu pembentuk yang berada di
masyarakat. Setali tiga uang pertanian padi sebagai penghasil beras
adalah yang sangat dibutuhkan keberedaannya, guna memastikan adanya
suplay dari padi sebagai bahan baku nasi.
Pertanian padi merupakan tumpuan untuk masyarakat
Indonesia. Namun, dalam perjalannya proses pertanian padi tidaklah
semulus yang dibayangkan, banyak hama, banyak penyakit yang sering
timbul. Salah satu hama yang menjadi musuh dari petani adalah tikus.
Keberadaan tikus di lahan pertanian padi sangatlah menggangu
keberlangsungan pertanian. Ancam utamanya adalah gagal panen, jika
memang demikian jadinya maka suplay padi otomatis akan berkurang, dan
nantinya akan menaikkan harga padi itu sendiri, disisi lain para ptani
juga tidak akan mendapat penghasilan. Karena mereka tidak mampu untuk
menjual produk
Sejumlah cara sudah banyak dilakukan oleh petani,ada juga yang melakukan pengobatan masal, secara seerentak. Namun, program ini bukanlah
program andalan. Sebab, tikus punya strategi sendiri, jika selama
pengobatan masal menggunakan obat tertentu. Kemudian di lain waktu
menggunakan obat yang sama, maka sudah dapat dipastikan tidak akan
dimakan oleh tikus. Sepertinya tikus sudah mempunyai memori tersendiri
tentang racun yang akan membunuh mereka.
Anomali alam, dengan tidak adanya keseimbangan
rantai makanan merupakan salah satu indikator penting adanya keganasan
tikus dalam menyerang ladang pertanian, fokus utama rantai makanan yang
sering menjadi perhatian adalh berkurangnya populasi predaor tikus
berupa ular. Sebab, belakangan ular memang sudah menjadi bahan buruan
tersendiri bagi masyarakat untuk dirupiahkan.
Akibat dari repotnya penanganan hama
tikus ini juga dialami oleh sejumlah petani di wilayah Mojosari,
Mojokerto, Jawa Timur. Gigit jari akibat gagal panen sudah menjadi warna
kelam dalam pertanian selama beberapa masa, hingga mengakibatkan mereka
seolah putus asa.
Namuan,semua berubah menjadi senyum saat
pelan-pelan orang-orang melakukan percobaan mengamati prilaku dari
burung hantu, pelan-pelan mereka mengamati perilaku burung habtu di
wilayah mereka yang ternyata menu utama makanan mereka adalah tikus.
Berfikir strategis untuk melakukan pengembangan lebih lanjut menjadi
pekerjaan mereka selanjutnya, akhirnya mereka melakukan percobaan dengan
meletakkan sangkar di dekat burung hantu itu bersangkar. Dengan
harapan, bisa menjadi tempat singgah.
Pengamatan terus dilakukan, dan ternyata sangkar
yang diletakkan itu memjadi referensi tersendiri bagi si burung hantu,
buktinya ketika malam tiba saat burung hantu itu keluar sangkar untuk
mencari mangsa, ternyata mau untuk hinggap di sangkar yang sudah
dibuatkan. Diwaktu berikutnya, bahkan burung hantu itu mau menempati
sangkar itu, bahkan menghasilkan telur, dengan keberhasilan itu maka
para petani sangat antusias untuk melakukan pengembangan selanjutnya,
apalagi menurut pengalamatan yang ada ternyata setiap malam, burung
hantu itu memangsa 3-4 ekor tikus, kalau dikalikan satu bulan sudah
berapa, kemudian jika burung hantunya banyak maka juga akan lebih banyak
lagi yang di mangsa.
Setelah proses pembudidayaan semakin berhasil,
ternyata manisnya panen mulai mereka rasakan. Masyarakat begitu
bergembira dengan keberhasilan itu, bahkan pintu gerbang dengan
berlangkan burung hantu mereka dirikan bersama, sebagai pertanda akan
jasa burung hantu dalam menuntaskan masalah tikus di daerah pertanian
mereka. Strategi pengamanan populasi burung hantupun dilaksanakan dengan
jalan melarang siapapun untuk menangkap burung hantu, jika ada yang
memaksakan diri menangkap, Dan diketahui oleh warga maka diwajibkan
untuk memakan burung hantu itu hidup-hiduip, seluruhnya termasuk bulunya
sekalian.
sumber : http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2015/04/18/burung-hantu-sebagai-pembasmi-tikus-713161.html |
-visit us: @Mr_ikky and Friends- |
Tuesday, 5 May 2015
Burung Hantu Sebagai Pembasmi Tikus
Burung Hantu Burung Raja Mitos
Burung hantu memang burung raja mitos. Selain
mempunyai nama yang seram, muka yang mengerikan, aktifitasnya pun
dilakukan di malam hari. Karenanya berbagai mitos dan kepercayaan mistis
sering disandangkan pada burung hantu ini.
Tidak hanya di Indonesia, di luar negeri pun berbagai mitos mistik
selalu menyertai keberadaan burung hantu. Rata-rata mitos tersebut
berbau hal-hal menakutkan dan menyeramkan. Meskipun di beberapa negara
justru mempunyai mitos yang sebaliknya, sebagai penolong dan sumber
kebijaksanaan.
Burung hantu merupakan sekumpulan jenis burung dari ordo
Strigiformes. Burung ini sedikitnya terdiri atas 222 spesies (jenis) dan
tersebar di seluruh dunia, kecuali di Antartika. Indonesia termasuk
negara yang kaya akan spesies burung hantu. Sedikitnya belasan jenis
burung mitos ini hidup di Indonesia bahkan beberapa di antaranya
merupakan burung endemik. Di Indonesia burung ini disebut juga sebagai celepuk, serak, jampuk, kokok beluk, beluk ketupa, dan punggok atau pungguk.
Ciri-ciri Burung Hantu. Kesemua jenis burung hantu mempunyai ciri khas yang hampir sama. Burung ini termasuk binatang nokturnal (aktif
di malam hari), bisa terbang tanpa suara. Mata burung hantu menghadap
ke depan seperti mata manusia dengan bola mata besar yang selalu
melotot, serta kepalanya bisa berputar hingga 180 derajat, bahkan ada
yang hingga 230 derajat.
Rata-rata burung hantu memiliki bulu lurik berwarna kecoklatan atau
abu-abu dengan bercak hitam dan putih. Ekornya pendek, tetapi sayapnya
justru sangat lebar. Rentang sayap burung hantu mampu mencapai tiga kali
panjang tubuhnya.
Burung hantu merupakan binatang karnivora dan pemburu yang handal.
Paruh yang tajam dan kuat, kaki dan kuku tajam yang cekatan
mencengkeram, kemampuannya berdiam mengintai ditunjang dengan kepala
yang mampu berbutar 230 derajat, Matanya yang meghadap ke depan mampu
mengukur jarak dengan tepat, ditambah dengan kemampuannya terbang dengan
tanpa mengeluarkan suara. Bahkan beberapa spesies burung hantu selain
mempunyai pendengaran yang baik juga mempunyai bulu-bulu di wajah yang
ikut mengarahkan suara sehingga mampu mendeteksi keberadaan mangsa hanya
dengan menggunakan suara.
Kekomplitan indera dan kemampuan Sang Raja mitos ini membuat berbagai binatang burunannya seperti serangga, katak, tikus dan binatang kecil lainnya sering tidak berkutik.
Mitos Burung Hantu. Kemampuan terbang di malam hari
yang gelap tanpa suara yang dimiliki burung ini konon yang menyebabkan
burung ini di Indonesia dinamakan burung hantu. Ditambah dengan rentang
sayapnya yang sangat lebar. Pun dengan bentuk muka, mata, dan bulunya
ketika burung ini bertengger di dahan pohon tak jarang langsung membuat
bulu kuduk berdiri layaknya melihat penampakan hantu. Mengerikan, meski
sebagian orang justru menganggapnya imut dan menggemaskan.
Burung hantu sebagai pemberi tanda (firasat) buruk termasuk kematian.
Bahkan banyak yang beranggapan burung hantu merupakan penjelmaan hantu
atau binatang peliharaan hantu. Mitos ini semakin mengukuhkan nama
burung ini sebagai burung hantu.
Dari penampakan burung hantu baik ketika terbang maupun ketika
bertengger inilah lahir berbagai mitos di seluruh belahan dunia terkait
burung hantu. Tidak terkecuali di Indonesia. Beberapa mitos yang sering
saya dengar berkaitan burung hantu di antaranya adalah:
Di mancanegara mitos tentang burung hantu juga
banyak berkembang seperti sebagai perlambang kematian dan kesialan.
Namun tidak semua mitos burung hantu bernuansa mengerikan. Oleh bangsa
Indian, burung hantu dianggap sebagai penolong dan perlambang
kebijaksanaan. Pada masa Yunani, burung ini diyakini sebagai pelindung
pasukan yang bertempur. Pun di Inggris, burung dari ordo Strigiformes
ini dipercaya membawa keberuntungan.
Terlepas dari berbagai mitos, keberadaan burung hantu di alam bebas semakin langka di
Indonesia. Langkanya burung hantu di Indonesia selain karena kerusakan
lingkungan juga diakibatkan oleh perburuan untuk diperdagangkan sebagai
binatang peliharaan. Celepuk Siau (Otus siaoensis) merupakan salah satu dari 18 burung paling langka di Indonesia. Pun Celepuk Flores (Otus alfredi), Serak Taliabu (Tyto nigrobrunnea), dan Celepuk Biak (Otus beccarii) yang dicap berstatus endangered (Terancam Punah) oleh IUCN Redlist.
Mungkin sobat mengenal berbagai mitos lainnya tentang burung hantu
ini. Tapi yang pasti hampir setiap malam aktifitas blogging saya
(termasuk saat menulis artikel ini) ditemani kicauan burung ini yang
seperti bersarang tidak jauh dari rumah saya. Selain itu, saat setahun
yang lalu saya didatangi burung hantu dan sempat mengambil gambar beberapa kali senang bukan main. Berbagai mitos itu pun terlupakan.
sumber : https://adistarian03.wordpress.com |
-visit us: @Mr_ikky and Friends- |
Kafe Burung Hantu Fukuro Sabo
Eurasian Eagle-Owl mengintai sekelilingnya
Anda mungkin sudah pernah mendengar kafe kucing. Kafe
kucing adalah sebuah kafe di mana orang-orang dapat menyeruput secangkir
kopi sambil bermain dengan kucing. Tempat ini sangat cocok untuk
relaksasi dan tersebar di seluruh penjuru Tokyo. Tapi apakah Anda pernah
mendengar tipe lainnya dari kafe dengan konsep hewan? Tentu saja masih
banyak jenis kafe hewan lainnya di Jepang! Kafe kambing, kafe kelinci
dan bahkan kafe burung hantu!
Kafe burung hantu adalah
tempat alternatif yang cocok bagi Anda yang alergi terhadap kucing.
Umumnya kafe ini terletak di pinggir kota sehingga Anda juga akan
berkesempatan mengunjungi daerah perumahan di sekitarnya yang jauh dari
dinamis dan gemerlapnya pusat kota.
Kafe burung hantu yang saya kunjungi terletak di Chuo Line, Stasiun
Kokubunji. Sekitar 20 menit saja dari Stasiun Shinjuku. Kokubunji
sendiri adalah kota kecil yang cantik. Kafe ini berjarak kira-kira 10
menit dari stasiun jika ditempuh dengan berjalan kaki, Anda dapat
menikmati saat-saat berjalan kaki di daerah perumahan di sekitarnya.
Anda dapat berjalan melewati perumahan suburban yang khas dan Anda akan
menyadari bahwa ternyata ada daerah tak terlalu padat yang dekat dengan
pusat Tokyo, akan lebih banyak ruang pribadi yang bisa Anda rasakan di
sini. Jika Anda meluangkan waktu lebih menjelajahi gang-gang
perumahannya, Anda akan mendapati bahwa beberapa rumah memiliki
"kemewahan" tersendiri yaitu memiliki taman kecil dan ada pula yang
meletakkan koleksi pohon bonsai di tamannya.
Kafenya sendiri terletak di lapangan kecil di dalam jalan perumahan.
Anda tidak akan melewatkan gerai kayu di depan kafe di mana terdapat
burung hantu bertengger. Di kunjungan saya, seekor burung hantu
Eagle-Owl (Hingkik) mengawasi daerah sekitar dari tempat bertenggernya.
Bagian dalam kafe berukuran sangat kecil, sangat imut dan nyaman.
Anda dapat melihat burung hantu melalui display kaca. Burung hantu di
sini terdiri dari berbagai jenis dan usia, sehingga sangat menyenangkan
untuk diamati dari perbedaannya yang mereka miliki. Burung hantu ini
juga sangat pendiam dan tidak akan mengganggu waktu bersantai Anda.
Selama Anda membeli minuman (harga kopinya sekitar ¥500) Anda bisa
mengambil foto (tanpa mode lampu kilat) dan berjalan-jalan di kafe.
Dengan menggelontorkan beberapa yen lagi, Anda bahkan bisa memegang
seekor burung hantu dengan tangan Anda sendiri! Harga untuk menimang
seekor burung hantu dimulai dari ¥300, lumayan murah dan tentu saja
layak untuk dijadikan pengalaman baru. Saya juga berkesempatan untuk
menyaksikan pembersihan kandang: burung hantu dilepaskan di dalam kafe
dan dibiarkan berjalan-jalan saat proses pembersihan berlangsung.
Menurut saya hal ini akan menjadi pengalaman menarik jika Anda adalah
pecinta hewan. Saya sendiri bukan termasuk tipe penggemar burung, namun
sayang sangat menikmati kunjungan ini. Saya menyarankan untuk datang di
sore hari sehingga Anda dapat berkesempatan melihat proses pembersihan
kandang. Namun, patut diingat bahwasannya tidak ada tempat parkir di
sini, jadi Anda harus datang menggunakan kereta atau parkir kendaraan di
pusat perbelanjaan dan jalan kaki menuju tempat ini.
sumber : http://id.japantravel.com/view/kafe-burung-hantu-fukuro-sabo |
-visit us: @Mr_ikky and Friends- |
PENGLIHATAN DAN PENDENGARAN TAJAM BURUNG HANTU
Burung hantu umumnya mencari makanan pada malam hari dan tidur
pada siang hari. Makanan burung hantu antara lain adalah tikus, serangga,
burung kecil dan ikan. Bagaimana burung hantu mencari makanan pada kegelapan
malam?
Burung hantu menggunakan mata dan telinganya yang sangat tajam
dan peka untuk menemukan mangsanya. Penglihatan burung hantu di dalam gelap
sangat baik karena matanya sangat lentur. Pupil mata burung hantu dapat membuka
cukup lebar untuk menyerap seluruh cahaya yang ada pada malam hari.
Tidak seperti kebanyakan burung yang matanya terletak pada tiap
sisi kepalanya, kedua mata burung hantu terletak di bagian depan kepala. Selain
itu, disekitar mata burung hantu terdapat bagian yang menyerupai plat. Bagian
itu membantunya unntuk mengarahkan suara agar kangsung masuk ke dalam
telinganya yang besar.
Oleh karena itu pendengaran burung hantu sangat tajam untuk
menentukan lokasi mangsanya, walaupun dalam keadaan gelap total.
sumber : http://zoneofhorizon.blogspot.com/2014/03/penglihatan-dan-pendengaran-tajam.html |
-visit us: @Mr_ikky and Friends- |
Wisata Kampung Burung Hantu di Demak
Wisata Kampung Burung Hantu di Demak
- Di Demak ada suatu desa yang beberapa penduduknya pelihara burung hantu dalam jumlah besar. Burung-burung hantu ini memanglah berniat
ditangkarkan karena permasalahan hama tikus yang kerapkali mengakibatkan
kerusakan persawahan yang menyebabkan petani kerap tidak berhasil
panen. Nama desa ini yaitu Desa Tlogoweru yang ada di Kecamatan Guntur
Kabupaten Demak.
Kian lebih 200 burung hantu hidup bebas di desa yang beberapa besar penduduknya bermata pencaharian juga sebagai petani ini.
Inspirasi pelihara burung hantu ini berawal dari seseorang petani yang
terasa kesal lantaran kampungnya kerapkali alami tidak berhasil panen
cuma lantaran hama tikus menyerang persawahan. Tidak cuma padi yang
terserang, tanaman jagung juga rusak terserang hama tikus. Dahulu nyaris
tiap-tiap th. 60%-100% ruang tanaman jagung rusak terserang hama tikus.
Inspirasi menangkarkan burung hantu ini pada akhirnya berbuah manis, sepanjang kian lebih 2 th. membudidayakan burung hantu itu, hasil pertanian masyarakat Desa Tlogoweru makin bertambah. Hasil pertanian nyaris meraih 100% serta ini dengan cara automatis mendongkrak perekonomian warga. Serta hingga sekarang ini ada beberapa ratus burung hantu yang menyebar di beragam desa di Kabupaten Demak. Burung yang ditangkarkan masyarakat desa ini adalah grup burung hantu berjenis Tyto Alba. Burung hantu yang ditangkarkan ini dipelihara dari kecil. Bila usia burung hantu telah meraih 4 bln. serta telah mahir untuk berburu tikus, lalu dilepaskan bebas dari penangkaran. Supaya terus ada di ruang pertanian, petani membikinkan sangkar bebas/pagupon yang diletakkan di tiap-tiap pojok ruang pertanian. Umumnya pagupon ditempatkan di pertanian padi atau jagung yang kerap terserang hama tikus. Supaya burung hantu terlindung, pihak Desa Tlogoweru bikin ketentuan melarang menembak burung, siapa saja yang tidak mematuhi ketentuan ini bakal didenda sampai 2, 5 juta rupiah. Bila anda mau lihat beberapa ratus burung hantu menyebar bebas atau mau lihat bagaimana caranya petani mengkarkan burung hantu, anda dapat berkunjung ke Desa Tlogoweru, Guntur, Demak.
sumber : http://manuelpastrana.blogspot.com/2014/10/wisata-kampung-burung-hantu-di-demak.html
| ||
-visit us: @Mr_ikky and Friends- |
Burung Hantu Betina Bunuh Pejantan karena Alat Vital Kecil
Ilustrasi burung hantu. (VIVAnews/Fernando Randy)
VIVA.co.id - Ternyata kepuasan terhadap ukuran
alat kelamin, tidak hanya menjadi dipentingkan oleh manusia, namun hewan
pun juga. Setidaknya itu yang diungkap penjaga tempat penampungan hewan
di Hutan Knyszynska, Polandia.
Laman Mirror, Minggu, 8 Februari 2015 melansir, seekor burung hantu betina yang memiliki bulu berwarna putih atau lazim disebut snowy owl, baru-baru ini membunuh burung hantu jantan yang menjadi pasangannya. Menurut penjaga tempat penampungan hewan, kuat dugaan burung hantu betina tidak puas dengan ukuran alat kelamin si pejantan. Juru bicara tempat penampungan hewan, Robert Konowal, melihat burung hantu betina tidak merasa bahagia. Oleh sebab itu, tempat penampungan berinisiatif memasangkannya burung hantu jantan agar bisa dikawinkan. Burung hantu jantan pun didatangkan dari Jerman. Namun, dua hari kemudian, si pejantan ditemukan mati. "Dua hari pertama, mereka terlihat baik-baik saja dan mereka terlihat cocok," ungkap Konowal. Namun, lanjut Konowal, mereka terkejut dan takut ketika menemukan kemungkinan besar burung hantu betina telah membunuh pasangannya. "Awalnya, kami tidak mengerti, lalu kami membawa jasad burung hantu jantan ke dokter hewan. Setelah diperiksa dengan seksama, dokter menemukan ukuran testis dan bagian alat kelamin lainnya tidak berkembang," papar Konowal. Dengan kata lain, lanjut dia, burung hantu jantan itu bukanlah pasangan yang sesuai untuk si betina. "Setelah dia gagal diajak kawin, maka si betina membunuhnya, mungkin karena frustasi," kata dia menyimpulkan. Konowal memang mengetahui karakter burung hantu salju betina yang selain dikenal cantik, namun juga galak. Oleh sebab itu, penjaga tempat penampungan hewan menamainya "Janda Hitam". Pihak kebun binatang telah membenarkan bahwa mereka kini sedang mencari burung hantu salju jantan lainnya untuk menjadi pasangan Janda Hitam. Namun, sejauh ini kebun binatang lain masih merasa segan untuk memenuhi permintaan itu. Mereka khawatir akan bernasib sama dengan burung jantan sebelumnya. "Dia mungkin agak sedikit cerewet, namun kami yakin akan ada burung hantu lainnya di luar sana yang bisa memenuhi standarnya," kata Konowall.
sumber : http://dunia.news.viva.co.id/news/read/587297-burung-hantu-betina-bunuh-pejantan-karena-alat-vital-kecil
|
-visit us: @Mr_ikky and Friends- |
Teror Burung Hantu Serang Warga di Belanda
Liputan6.com, Purmerend - Pihak berwenang di Kota Purmerend,
Belanda, meminta penduduk setempat menutup kepala ketika keluar rumah
pada malam hari. Hal itu diimbau agar terhindar dari serangan burung hantu.
Selama tiga minggu terakhir, seekor burung hantu Eropa secara diam-diam menyambar puluhan warga di Purmerend. Beberapa di antara mereka mengalami luka-luka pada kepala akibat ulah burung hantu nakal itu. Para pejabat kota menyarankan agar warga menggunakan payung di malam hari ketika keluar rumah sebelum burung hantu ditangkap. Menurut seorang pejabat setempat, Mario Hegger, pihak berwenang melakukan semua langkah untuk menjaga keamanan di wilayahnya. "Kami tidak ingin membunuh burung hantu. Kami ingin menangkapnya sehingga kami bisa mencari tahu burung seperti apa itu," kata Mario Hegger seperti dikutip dari BBC, Kamis (26/2/2015). "Apakah burung lepas dari tempat lain atau burung liar. Setelah itu kami dapat menentukan langkah apa yang akan diambil terhadap burung tersebut," Jelas Hegger. Yayasan Burung Hantu Belanda mengatakan tingkah laku burung di kota Purmerend itu tidak biasa. Yayasan menyebutkan burung kemungkinan dipelihara dan mengaitkan manusia dengan makanan, atau burung hantu itu mempunyai tingkat hormon tinggi ketika musim kawin tiba. (Tnt)
sumber : http://news.liputan6.com/read/2181600/teror-burung-hantu-serang-warga-di-belanda
|
-visit us: @Mr_ikky and Friends- |
20 Fakta Unik Tentang Burung Hantu
Burung hantu adalah salah satu raptor
paling menarik dan misterius di dunia. Meski demikian, hanya sedikit
dari kita yang mau mempelajari keunikan burung pemangsa yang satu ini.
Dan beberapa fakta tentang burung hantu ini bisa mengejutkan, bahkan
bagi pecinta burung yang paling berpengalaman sekalipun. Berikut 20
fakta menarik mengenai burung hantu.
1. Ada lebih dari 150 spesies burung hantu di dunia.
Beberapa penghitungan menunjukkan ada lebih dari 220 spesies,
tergantung bagaimana burung hantu diklasifikasikan. Hanya 19 spesies
burung hantu yang ditemukan di Amerika Utara.
2. Burung hantu bisa ditemukan di semua habitat yang
berbeda di seluruh dunia dan beberapa spesies burung hantu bisa
ditemukan di semua benua kecuali Antartika.
3. Semua burung hantu memiliki postur tubuh tegak
dan mata menghadap ke depan yang memberi mereka penglihatan teropong,
sama seperti manusia.
4. Banyak spesies burung hantu yang memiliki telinga
asimetris yang berbeda ukuran dan ketinggiannya di kepalanya.
Konfigurasi ini membuat pendengaran burung ini unggul dan memiliki
kemampuan untuk menentukan posisi mangsa, bahkan ketika ia tidak dapat
melihat mangsanya.
5. Beberapa spesies burung hantu memiliki jumbai
“telinga” di kepala, tetapi itu sebenarnya bukanlah telinga. Jumbai bulu
ini dapat menunjukkan mood burung, membantunya dalam kamuflase, atau
digunakan untuk menunjukkan agresi.
6. Bentuk muka rata dan bulat burung hantu mampu
menyalurkan suara ke telinga burung ini dan memperbesarnya sebanyak
sepuluh kali lipat untuk membantunya mendengar suara-suara yang tidak
dapat dideteksi manusia.
7. Mata burung hantu disokong oleh soket mata
bertulang dan burung ini tidak dapat mengerlingkan mata mereka.
Sebaliknya, burung hantu mampu memutar kepala mereka hingga 270 derajat.
8. Burung hantu memiliki tiga kelopak mata: satu
untuk berkedip, satu untuk tidur, dan satu untuk menjaga mata tetap
bersih dan sehat.
9. Burung hantu jenis barn owl bisa makan hingga
1.000 ekor tikus setiap tahun, dan banyak petani mencoba mengundang
burung ini untuk membantu mengendalikan populasi tikus di lahan
pertanian.
10. Burung hantu adalah karnivora dan akan memangsa
tikus, mamalia berukuran kecil atau sedang, serangga nokturnal, ikan,
dan burung lainnya. Setelah mencerna makanan mereka, burung hantu
memuntahkan pelet keras yang terdiri atas serpihan tulang, bulu, gigi,
dan material lainnya yang tidak bisa dicerna. Ornithologist menggunakan
pelet tersebut untuk mempelajari tentang makanan burung hantu lebih
lanjut.
11. Burung hantu memiliki kaki zygodactyl dengan dua
jari-jari kaki menunjuk ke depan dan dua jari-jari kaki menunjuk ke
belakang. Konfigurasi ini memberikan cengkeraman yang lebih kuat
sehingga mereka dapat menjadi predator yang efektif.
12. Burung hantu memiliki bulu khusus dengan
pinggiran lembut untuk meredam suara saat mereka terbang. Sayap yang
luas dan tubuh yang ringan juga menjadikannya makhluk terbang yang
senyap, yang membantu mereka menangkap mangsa dengan mudah.
13. Pada sebagian besar spesies burung hantu, betina
lebih besar, lebih berat, dan lebih agresif dari pejantan. Jika
sifatnya dimorfik, betina sering memiliki warna yang lebih kaya
dibandingkan pejantan.
14. Tidak semua burung hantu bersuara, dan burung
hantu dapat membuat berbagai jenis suara, seperti memekik, melengking,
menyalak, dan mendesis. Selama musim bersarang, suara burung hantu
sering terdengar hingga beberapa kilometer.
15. Tidak semua spesies burung hantu aktif di malam
hari. Seberapa sering burung hantu terlihat pada siang hari tergantung
pada intensitas cahaya, persediaan makanan, dan habitat.
16. Kebanyakan burung hantu tidak bermigrasi, tetapi
mereka dapat hidup nomaden dalam mencari sumber makanan terbaik.
Beberapa spesies, seperti burung hantu salju, memiliki waktu serangan
yang teratur.
17. Dalam bahasa Inggris, sekelompok burung hantu disebut parliament, wisdom, atau study. Sedangkan bayi burung hantu disebut owlet.
18. Fosil burung hantu telah ditemukan berumur hingga 58 juta tahun yang lalu. Fosil burung hantu terbesar, Orinmegalonyx oteroi, memiliki tinggi sekitar tiga meter.
19. Burung hantu telah lama menjadi simbol budaya
dan mereka telah ditemukan pada lukisan gua di Perancis, dalam tulisan
hieroglif Mesir, dan bahkan dalam seni suku Maya. Hari ini, banyak
kepercayaan yang mengaitkan burung hantu dengan nasib buruk, kematian,
dan lain sebagainya dalam banyak kebudayaan. (Baca: Mitos-mitos Tentang Burung Hantu)
20. Ancaman terbesar bagi burung hantu adalah
hilangnya habitat, pestisida yang meracuni burung dan persediaan makanan
mereka, serta penganiayaan manusia karena kepercayaan yang negatif.
sumber : http://www.kembangpete.com/2014/06/10/20-fakta-unik-tentang-burung-hantu/
|
-visit us: @Mr_ikky and Friends- |
Meraup untung dari penangkaran burung hantu
Adalah Anto Srianto, lelaki asal Surabaya, yang menggeluti
penangkaran burung hantu. Pemilik Tekno Tani ini menjalin kerja sama
dengan Paguyuban Pusat Pelayanan Agen Hayati (BPAH) Mojopahit,
Mojokerto, Jawa Timur. Ia melatih burung ini untuk memburu tikus-tikus
yang menjadi musuh petani.
“Saya hanya menjual burung hantu dewasa, usia delapan bulan,” kata Anto, seperti dikutip peluangusaha.kontan.co.id. Jenis burung hantu yang dibudidayakannya adalah barn owl (Tyto alba), dengan harga jual Rp 3,5 juta untuk pembeli di Jawa dan Rp 7,5 juta untuk luar Jawa (sudah termasuk ongkir).
Setiap pembeli akan mendapat sepasang burung hantu (jantan dan
betina). Mereka juga mendapat pelatihan singkat mengenai cara perawatan
atau pemeliharaan burung hantu.
Entah mengapa burung ini dinamakan burung hantu. Bisa jadi karena
hanya muncul di malam hari. Atau, karena mitos bahwa jika kita mendengar
suara burung hantu, maka itu merupakan pertanda datangnya hantu. Suara
burung hantu, bagi sebagian orang, memang bisa membuat bulu kuduk merinding.
Burung hantu memiliki beberapa spesies, yang
berasal dari dua famili yaitu Tytonidae dan Strigidae, dengan beberapa
genus. Adapun genus yang banyak dijumpai di Indonesia adalah Tyto, Otus,
dan Ninox. Genus Tyto memiliki spesies bernama barn owl (Tyto alba), seperti yang dibudidayakan Anto Sriyanto.
Lain Anto, lain pula Agus Suwarto. Pemilik Roemah Satwa ini membudidayakan Tyto alba bukan
untuk membasmi tikus dan ular, tapi sebagai burung hias. Meski kesan
menyeramkan masih terlihat, burung ini sebenarnya unik dan eksotik.
Terbukti banyak kolektor yang berminat.
Jeli Melihat Peluang
Burung hantu kini menjadi andalan untuk pemberantasan
binatang-binatang pengganggu sawah, terutama tikus dan ular. Tidak
mengherankan jika Dinas Pertanian dan Perkebunan di sejumlah pemerintah
kabupaten dan provinsi terus memasyarakatkan penggunaan burung hantu
sebagai predator alami. Misalnya Pemkab Sleman, Demak, dan Jombang,
serta Pemprov Jateng dan Jatim.
Anto dengan jeli menangkap peluang itu. “Satu pasang burung hantu Tyto alba
beserta anak-anaknya bisa memakan 10 ekor tikus per hari. Sebenarnya
burung ini mempunyai insting untuk membunuh hingga 30 ekor tikus per
hari,” kata Anto.
Omzet penjualannya bisa mencapai Rp 20 juta hingga Rp 50 juta per
bulan. Pembelinya pun datang dari berbagai daerah di Indonesia. “Saya
baru saja mengirim burung hantu ke Kendal, Gorontalo, Lampung dan
Kalimantan. Kalimantan beli tujuh pasang untuk pengendalian tikus di
perkebunan kelapa sawit,” tutur Anto.
Kalau Anto hanya menjual burung hantu dewasa (umur 8 bulan), Agus
justru menjualnya pada usia sangat muda: 2 bulan. Harganya pun jauh
lebih murah, rata-rata Rp 250.000 / ekor. Omzet penjualannya mencapai Rp
3 juta / bulan.
Budidaya burung hantu dapat dilakukan dengan membeli sepasang induk
di pasaran. Burung ini dikenal setia terhadap pasangannya. Induk betina
hanya mengalami dua kali periode peneluran dalam setahun. Setiap periode
peneluran bisa menghasilkan 6-12 butir telur, dengan daya tetas
mencapai 90%. Artinya, dari 10 telur yang dierami, sembilan diantaranya
akan menetas.
Untuk memudahkan perawatan, kata Anto Srianto, anak burung yang baru
menetas jangan dipisahkan dulu dari indukannya. Biarkan indukan yang
membesarkan. Untuk itu, perlu dibuatkan kandang agak besar, dengan
panjang 90 cm, lebar 60 cm, dan tinggi 40 cm. Adapun pintu memiliki
panjang 13 cm dan lebar 13 cm,” jelasnya.
Satu kandang hanya diisi sepasang induk dewasa. Sebab burung hantu
tidak mau berbagi kandang dengan pasangan lain. Mereka pasti akan
bertengkar. Anak yang menetas dipelihara dalam kandang yang sama. Ketika
usianya sudah mencapai empat bulan, anakan bisa dilatih mencari makan
sendiri.
“Sebelum berusia empat bulan, kebutuhan pakan
buat anak burung ini dipenuhi oleh indukannya sendiri. Induk mencari
makan untuk anaknya dengan berburu tikus di sawah. Karena itu,
sebaiknya lokasi tempat budidaya dekat dengan sawah atau kebun,” kata
Anto.
Jangkauan berburu burung ini bisa mencapai 12 kilometer (km) dari
sangkarnya. Ia akan kembali ke kandang dengan membawa hasil tangkapan ke
sangkar. Jadi sejak kecil, anak burung hantu sudah makan
daging-dagingan.
Sebagai patokan, sepasang induk dan anak-anaknya rata-rata
menghabiskan 10 ekor tikus per hari. Apabila jumlah tikus hasil berburu
alami kurang, Anto akan memberikan tikus putih sebagai pakan tambahan.
Burung hantu akan berburu selepas maghrib dan tertidur setelah makan.
Menurut Anto, kandang harus dibuat sangat rapat, sehingga burung yang
tertidur di siang hari tidak terganggu sinar matahari. Sinar matahari
tidak boleh masuk kandang, karena mereka tak akan kerasan tinggal di
kandang. Itu sebabnya, burung ini hanya keluar di malam hari.
Agus Suwarto juga kerap menambahkan menu lain untuk burung hantu,
yaitu usus ayam yang dicacah-cacah. Pakan diberikan dua kali dalam
sehari. Dengan jumlah pakan yang cukup, burung hantu akan tumbuh dengan
baik.
“Burung hantu rentan terkena virus yang juga menyerang ayam. Makanya,
jika di sekitar kandang burung hantu ada ayam yang sakit, maka
kemungkinan besar burung hantu juga akan terjangkiti penyakit sama,”
ujar Agus.
Anda tertarik mengikuti jejak Anto dan Agus?
sumber : http://omkicau.com/2012/11/02/meraup-untung-dari-penangkaran-burung-hantu/
|
-visit us: @Mr_ikky and Friends- |
Manfaat ekonomi penangkaran burung hantu: Studi kasus di Tlogoweru Demak
Serangan hama tikus (Rattus argentiventer)
di Desa Tlogoweru (juga di kawasan pedesaan lainnya) sudah berlangsung
selama puluhan tahun dan mengakibatkan kerugian jutaan rupiah per
hektare sawah.
Perlawanan petani terhadap serangan tikus pun sudah berlangsung lama,
bahkan di Tlogoweru sudah dimulai sejak dekade 1960-an. Namun hasilnya
tak kunjung menggembirakan. Bahkan sejak awal 1980-an, hama padi dan
jagung itu makin menggila. Populasinya berkembang pesat, mengingat daya
reproduksinya yang luar biasa, di sisi lain tikus-tikus seperti tak
mempan oleh tindakan penangkalan dalam bentuk apapun.
Bayangkan sepasang tikus dalam setahun sudah bisa membangun dinasti
baru dengan populasi mencapai 2.048 ekor, di mulai dari 6 ekor anakan,
36 ekor cucu, 216 ekor cicit, dan seterusnya. Setiap tahun, setiap
pasang bisa bereproduksi hingga enam kali.
Tikus dikenal sebagai pencuri ulung. Mereka umumnya bergerilya
mencari makanan di malam hari, ketika para petani sudah beristirahat
mengurus sawahnya. Tak peduli apakah tanaman padi dan jagung masih muda,
atau menjelang panen, kawanan tikus lebih sering menjalankan aksinya di
malam hari.
Masyarakat Desa Tlogoweru yang mempunyai pola tanam padi – padi –
jagung sebenarnya sudah berputus asa karena selalu kesulitan dalam
menghentikan populasi tikus. Kerusakan tanaman akibat hama tikus pun
mencapai 60 – 100 %.
Peningkatan hasil panen
Harapan petani mulai membuncah, ketika di desa itu mulai dibangun
Karantina Tyto Alba, sekitar 18 bulan lalu. Karantina yang merupakan
pusat penangkaran burung hantu itu dibangun dari hasil swadaya masyarakat melalui kelompok tani masing-masing.
Burung hasil karantina kemudian disebar ke sekitar 70 rumah burung
hantu (rubuha), yang juga dibangun warga desa dan ditempatkan di tengah
areal persawahan dengan tugas memburu tikus di malam hari.
Total dana yang dikeluarkan untuk membangun Pusat Karantina, dan
biaya operasional lainnya, yang dihimpun Gabungan Kelompok Kani
(Gapoktan) mencapai Rp 87,525 juta, atau rata-rata Rp 689.000 per
hektare sawah.
Angka tersebut memang besar kalau melihat penghasilan petani di
Tlogoweru yang cenderung pas-pasan. Tetapi kesadaran tinggi mereka
membuahkan hasil yang sangat memuaskan. Dalam setahun, mereka mengalami
kenaikan pendapatan dari hasil dua kali panen padi dan sekali panen
jagung. Jika dirata-rata, peningkatan pendapatan dari setiap hektare
sawah mencapai Rp 46,2 juta: sebuah angka yang sangat fantastis.
Jadi, modal awal penangkaran burung hantu yang semula “hanya” Rp
87,525 juta, pada akhirnya mampu meningkatkan pendapatan petani hingga
Rp 10,395 miliar dalam satu tahun. Detail analisis ekonominya bisa
dilihat pada tabel berikut ini:
Pengendalian hama tikus dengan predator burung hantu terbukti sangat
effektif. Burung hantu merupakan burung malam dengan penglihatan tajam.
Setiap kali ronda malam, seekor Tyto alba mampu memangsa 3 ekor tikus.
Kini burung yang memiliki bulu berlapis lilin itu menjadi penyelamat bagi para petani setempat. Menurut Om Joem, dalam satu tahun, setiap pasangan Tyto alba mampu memangsa sekitar 7.200 ekor.
Bagi desa-desa yang masih bermasalah dengan serangan hama tikus,
silakan berguru langsung ke Desa Tlogoweru, Kecamatan Guntur, Kabupaten
Demak. Semoga bermanfaat!
sumber : http://omkicau.com/2012/12/17/manfaat-ekonomi-penangkaran-burung-hantu-studi-kasus-di-tlogoweru-demak/
copyright : omkicau.com
|
-visit us: @Mr_ikky and Friends- |
Burung Hantu Juga bisa Mengantar Surat Seperti Merpati
—
Dalam serial Harry Potter karya JK Rowling, yang kemudian difilmkan,
Hedwig adalah burung hantu betina yang dimanfaatkan penyihir sebagai
kurir pengantar surat dan barang kiriman. Ide ini benar-benar fiksi,
karena waktu itu memang tidak ada burung hantu yang bisa menjalankan
tugas sebagai pengantar surat dan barang.
Ketika difilmkan, Hedwig diperankan oleh burung hantu
jantan. Bagaimana burung ini mampu berakting sebagai kurir, tentu saja
itu pintar-pintarnya sutradara serta teknologi animasi yang digunakan
para kru pembuat film tersebut. Tapi yang pasti, burung hantu pemeran
Hedwig sebenarnya tidak mampu membawa surat sampai ke tempat tujuan.
Sebab, dalam kehidupan nyata, saat itu belum ada burung hantu yang mampu
mengantar surat.
Namun kini semuanya berubah. Burung hantu benar-benar dapat
menjalankan peran tersebut dengan baik. Para pelatih di Kirkleatham Owl
Centre (KOC) tampaknya terinspirasi oleh kepintaran Hedwig. Mereka terus
memberikan pelatihan kepada satwa noktural itu, agar dapat menyampaikan
pesan majikannya.
—
Seperti diberitakan Mail Online, Minggu waktu setempat atau
Senin (1/4) WIB), burung hantu mulai dimanfaatkan sebagai tukang pos
sejak KOC melakukan pengurangan anggaran dan staf di pusat pelatihan
tersebut. Akibatnya, banyak surat yang tidak terkirim dan menumpuk di
atas meja.
Amy Smith, salah seorang pelatih burung hantu
di KOC, kemudian mulai memikirkan bagaimana jika burung-burung tersebut
dilatih agar mampu membawa atau mengantar surat. Ketika ide ini
disampaikan kepada teman-teman sesama pelatih, tanggapannya
dingin-dingin saja.
Gadis berusia 19 tahun itu tidak berputus asa, bahkan akhirnya bisa
meyakinkan beberapa teman sejawatnya. “Burung hantu memiliki bakat
bawaan untuk pekerjaan seperti mengantar surat. Sebab, bagi mereka,
mengangkut surat tidak berbeda dari membawa mangsa hasil buruannya,”
kata Amy.
Rencana Amy pun disepakati institusinya. Dari 45 ekor burung hantu
yang ada di KOC, delapan ekor dipilih sebagai “siswa angkatan pertama”.
Proyek pelatihan yang dinamakan Roy-owl Mail itu pun dimulai awal pekan
lalu.
“Kami hanya perlu melatih mereka mengenai bagaimana cara mengambil
surat dan di mana lokasi tujuannya. Burung-burung lalu dilatih mengenali
enam warna primer pada nampan berbeda. Setiap warna mewakili surat
berkode A, B, C, D, E, dan F,” jelas Amy.
Warna nampan merupakan petunjuk bagi burung hantu untuk mengambil
surat yang ada. Jika sudah terambil, burung akan mengantarnya ke lokasi
yang memiliki nampan berwarna sama. Burung hantu bisa mengantar surat
dalam radius 3 km2.
—
Mungkin saat ini kemampuan burung hantu baru mencapai radius pendek.
Tetapi, boleh jadi, kelak bisa mencapai radius yang lebih luas.
Andai “Harry Potter and Deathly Hallows” bukan
merupakan sekuel terakhir, atau Rowling mau meralat ucapannya sehingga
mau membuat satu serial lagi, pasti salah satu dari delapan ekor burung
hantu di KOC bakal dijadikan aktor pemeran Hedwig.
Semoga menginspirasi para pelatih burung hantu di pedesaan, juga para pemilik burung hantu untuk kelangenan di rumah.
sumber : http://omkicau.com/2013/04/02/yang-bisa-mengantar-surat-bukan-cuma-merpati-burung-hantu-pun-kini-bisa/
|
-visit us: @Mr_ikky and Friends- |
14 Fakta unik tentang burung hantu
“Burung hantu termasuk cerdas dan bisa dilatih, selain itu bulunya
yang lembut membuat penggemarnya suka mengelus si owl,” ungkap Yudhi pleci mania asal Malang.
Ingin mengenal lebih tentang burung hantu, simak 14 fakta unik yang disadur dari blog milannetto.blogspot.com milik om Yudhi.
1. Burung hantu adalah salah satu hewan paling setia karena hanya 1 kali kawin.
2. Burung Hantu ditemukan di semua benua kecuali Antartika.
3. Burung hantu betina lebih berat dan lebih besar dibandingkan dengan jantan dari jenis mereka.
4. Kebanyakan dapat memutarkan kepalanya tiga per empat lingkaran tanpa harus menggerakkan badannya.
5. Matanya tidak bergerak ketika melihat meskipun memiliki penglihatan binokuler seperti manusia.
6. Tidak dapat berkedip dan melirik ketika melihat mangsa. melainkan menggerakkan lehernya (kepala).
7. Mempunyai 3 kelopak mata : 1 untuk mengejapkan bila ada gangguan, 1 untuk tidur dan 1 untuk membersihkan mata.
8. Wajah mereka pipih seperti cakram dan berbulu, hal itu berguna
untuk mengumpulkan dan memfokuskan gelombang bunyi sehingga mangsa tidak
dapat melarikan diri.
9. Beberapa burung hantu memiliki ukuran tinggi daun telinga yang berbeda.
10. Aktif dimalam hari (nokturnal), kecuali beberapa jenis burung
hantu yang seputih salju seperti hedwig burung hantu milik harry potter
yang akif di siang hari.
11. Bulunya dirancang khusus untuk meredam bunyi agar dapat memfokuskan mangsa.
12. Burung hantu adalah pemangsa dan sangat membantu manusia dalam membasmi hama pengerat seperti tikus.
13. Hanya burung hantu jantan yang berwarna putih sempurna seperti
Hedwig. Walau karakter hedwig adalah betina, kenyataannya ia burung
hantu jantan.
14. Di Yunani kuno burung hantu adalah perlambang kebijaksanaan.
sumber : http://omkicau.com
|
-visit us: @Mr_ikky and Friends- |
Tahapan dalam melatih burung hantu
Dalam perawatannya, burung hantu sebaiknya tidak dipelihara dalam
sangkar burung yang kecil. Kalaupun dipelihara dalam sangkar, dibutuhkan
sangkar yang cukup bagi burung hantu untuk membentangkan kedua
sayapnya. Misalnya sangkar murai batu yang luas.
Tetapi lebih baik lagi jika burung hantu diletakkan dalam tenggeran
khusus yang bisa dibuat sendiri. Tenggeran ini mirip dengan tenggeran
kakatua atau nuri, meski bahan, bentuk, dan ukurannya yang berbeda.
Tenggeran burung hantu biasa disebut perch. Istilah ini
sebenarnya berlaku untuk semua burung tipe petengger. Selain itu, ada
beberapa istilah internasional yang biasa digunakan untuk burung hantu
maupun burung pemangsa (birds of prey / BOP) lainnya, misalnya :
—
Dalam pelatihan burung hantu juga dikenal dengan beberapa peralatan
khusus yang digunakan, seperti terlihat dalam gambar di bawah ini :
—
Oh ya, ada satu lagi peranti penting, yaitu glove, atau sarung tangan khusus untuk menangani burung hantu, agar tidak terluka karena kuku-kukunya sangat tajam.
Berdasarkan umurnya, burung hantu bisa dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu :
Beberapa metode pelatihan burung hantu
Melatih burung hantu berbeda dari melatih burung pemangsa lainnya
seperti elang dan falcon, sebab pelatihan hanya bisa dilakukan pada pagi
dan sore hari saja, tidak bisa dilakukan siang hari.
Sebelum melatih, pastikan burung hantunya sudah jinak agar tidak
merepotkan di kemudian hari. Proses penjinakan bisa dilakukan dengan
meletakjan burung hantu dan tenggerannya di tempat ramai, seperti di
ruang keluarga, ruang
televisi, di kamar kita, atau bahkan di samping tempat tidur.
Ada beberapa tahapan dalam melatih burung hantu, dan biasanya cara
yang digunakan sesuai dengan urutan pelatihan agar burung cepat menerima
materi pelatihan. Berikut ini beberapa metode pelatihan yang bisa
diberikan :
1. Metode FOF
Setelah burung dirasa dekat dengan kita ( tidak takut lagi ), proses
berikutnya adalah melatih burung hantu nangkring (bertengger ) di tangan
kita. Untuk itu, diperlukan sarung tangan khusus (glove) agar tangan Anda tidak sakit karena kukunya yang panjang.
Sambil melatihnya bertengger, Anda bisa meletakkan makanan di tangan
dan biarkan burung hantu memakannya hingga puas. Tujuannya adalah
membuat burung hantu merasa nyaman di tangan. Proses ini dikenal dengan
sebutan FOF atau feed on fist.
Video burung yang dilatih makan di atas tangan manusia.
2. Metode JTTF
Setelah burung akrab dengan tangan manusia, kini saatnya membiasakan
dia untuk terbang / lompat ke tangan. Caranya, letakkan burung hantu
dengan jarak yang bertahap. Misalnya setengah meter, kemudian
menyuruhnya untuk melompat ke tangan. Begitu seterusnya.
Jika sudah mahir, jarak bisa diperpanjang menjadi 1 meter. Dalam
tahapan ini, kita harus memberikan aba-aba atau perintah baik
dengan peluit atau melalui kata-kata, agar burung mengerti
bahwa perintah itu adalah untuk bertengger di tangan atau glove. Jangan
lupa, setiap kali burung berhasil melompat ke tangan kita, berikan
makanan sebagai hadiahnya.
Metode ini bisa dikembangkan lagi, misalnya dengan cara menaruh
burung di bawah lalu menyuruhnya melompat ke tangan secara vertikal.
Dalam hal ini, pemilik harus berada lebih tinggi dari burung tersebut.
Metode ini berguna untuk melatih otot burung bagian atas burung hantu.
3. Metode FTTF
Metode ini kelanjutan dari metode JTTF, di mana jarak yang digunakan
lebih jauh, sehingga burung bukan lagi melompat tetapi terbang
menghampiri Anda. Biasanya jarak yang digunakan diatur secara bertahap,
mulai dari 2 meter hingga beberapa meter. Jangan lupa, setiap burung mau
bertengger di tangan Anda, berikan reward berupa makanan.
Dengan pelatihan yang rutin setiap pagi dan sore hari, burung hantu
akan cepat mengerti dan mudah dipanggil, baik melalui peluit atau
kata-kata atau isyarat lainnya.
Itulah pelatihan dasar yang akan membentuk ikatan antara burung hantu
dan pemiliknya. Jika sudah tercipta hubungan batin seperti itu, burung
bisa diberikan pelatihan FF atau terbang bebas, di mana dia dibiarkan
terbang bebas, lalu akan kembali kepada Anda begitu Anda mengeluarkan
isyarat tangan atau memanggilnya dengan peluit atau kata-kata,
sebagaimana yang sering Anda lakukan dalam pelatihan.
Untuk pelatihan ini, burung harus benar-benar sudah mengerti dan
sudah menganggap Anda sebagai partner, sehingga kemungkinan burung
terbang meninggalkan majikannya tidak akan terjadi. Sebab pada tahap
ini, burung tidak lagi diperlengkapi dengan tali dan alat apapun yang
mengikatnya, alias tidak menggunakan pengamanan.
—
Semoga bermanfaat.
sumber : http://omkicau.com/ |
-visit us: @Mr_ikky and Friends- |
Ragam burung hantu dan perawatannya
—
Burung hantu termasuk hewan noktural, atau satwa yang menjalankan
aktivitasnya di malam hari. Bagi para penggemar burung pemangsa atau birds of prey, popularitas burung hantu mulai disejajarkan dengan burung falcon dan elang. Siapa yang tidak kenal Master Limbad, magician nyentrik, yang sejak kemunculannya di layar televisi tak pernah lepas dari burung hantu.
Tetapi burung hantu memiliki jenis atau ragam yang cukup banyak.
Jenis yang paling popular saat ini (termasuk dijadikan mitra petani
dalam mengusir hama padi dan jagung) adalah barn owl (Tyto alba).
Spesies inilah yang paling mudah dijinakkan, serta bisa dilatih untuk
berbagai keperluan positif. Beberapa jenis burung hantu lokal, termasuk
celepuk, juga bisa dijadikan piaraan di rumah.
Berikut ini beberapa jenis burung hantu serta wilayah persebarannya ada di Indonesia :
1. Barn owl / Serak ( Tyto alba )
Burung hantu putih berukuran besar
(sekitar 34 c) dengan ciri piringan wajah berwarna putih, melebar
berbentuk hati. Tubuh bagian atas kuning tua kecokelatan, pucat dengan
bercak-bercak halus. Tubuh bagian bawah putih dengan bintik-bintik hitam
halus.
Warna keseluruhan beraneka ragam. Burung
muda berwarna kuning tua lebih gelap. Barn owl cukup populer di
Indonesia setelah beberapa daerah menerapkan penangkaran burung hantu
jenis ini untuk dimanfaatkan sebagai pembasmi hama tikus di persawahan
di daerah tersebut dan terbukti sangat efektif.
—
Wilayah persebaran :
Hampir di seluruh dunia
Kebiasaan :
Bersembunyi pada siang hari di dalam
lubang gelap di rumah-rumah, pohon, batu karang atau vegetasi yang
rapat. Umumnya di hutan bakau dan pantai, tetapi muncul saat malam hari
untuk berburu di lapangan terbuka. Terbang rendah di atas tanah dengan
kepakan sayap tanpa bersuara.
Makanan :
Tikus besar dan kecil, kalong, kadang-kadang burung lain, reptil, amfibi, dan serangga besar.
Perkembangbiakan :
Di alam liar, Tyto alba
berkembang biak pada bulan Mei – Juli. Induk berina bertelur sebanyak 3
– 4 butir, telur berwarna putih yang diletakkan pada sarang yang tidak
dilapisi di dalam lubang pohon, atau pada tembok batu atau bangunan.
2. Wowo-wiwi / bay owl ( Phodilus badius )
Burung hantu putih, berukuran sedang (sekitar 27 cm) berwarna cokelat agak merah. Bentuk tubuhnya mirip Tyto alba,
dengan ciri piringan wajah berbentuk hati, kadang-kadang jumbai tegak.
Tubuh bagian atas berwarna cokelat kemerahan, dengan bintik-bintik
berwarna hitam-putih. Sedangkan tubuh bagian bawah kuning tua agak merah
muda, dengan bintik hitam. Wajah berwarna merah muda.
—
Wilayah persebaran :
India, Asia Tenggara, China Selatan, dan
Indonesia (khususnya Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Bali). Namun
belakangan ini, bay owl makin jarang dijumpai di Jawa dan Bali. Mereka
biasanya mendiami kawasan hingga ketinggian 1.500 meter dari permukaan
tanah.
Kebiasaan :
Kurang diketahui secara jelas. Tetapi
burung hantu jenis ini umumnya memiliki sifat pemalu. Mereka juga aktif
di malam hari. Pada saat siang hari sering terlihat duduk agak mendatar,
hampir menyerupai burung paruh katak.
Makanan :
Tikus, burung kecil, reptil, amfibi, serangga, dan kadal.
Perkembangbiakan :
Bersarang pada lubang pohon, dengan jumlah telur umumnya 2 butir (terkadang ada yang berjumlah 3 butir), warna telur putih.
3. Celepuk merah / reddish scops owl ( Otus rufescens )
Burung hantu berukuran kecil (sekitar 19
cm), dengan jumbai telinga yang jelas terlihat. Tubuh bagian atas
berwarna cokelat kemerahan, dengan coretan hitam dan putih. Tubuh bagian
bawah kuning tua agak merah bercoret hitam. Jumbai telinga agak kuning.
—
Wilayah persebaran :
Semenanjung Malaysia, Filipina, Kalimantan, Jawa (dataran rendah, terbatas di sebelah barat).
Kebiasaan :
Sering mendiami kawasan hutan di dataran rendah. Data lain belum diketahui.
Makanan :
Kemungkinan serangga dan binatang kecil lainnya.
Perkembang biakan :
Belum ada laporan tertulis mengenai hal ini.
4. Celepuk gunung / javan scops owl ( Otus angelinae )
Burung hantu berukuran kecil (sekitar 20
cm), berwarna kulit kayu dengan jumbai telinga yang menonjol. Tubuh
bagian atas berwarna agak abu-abu cokelat, bercoret banyak, dan
bertotol hitam.
—
Wilayah persebaran :
Endemik di Jawa Barat (hanya terdapat di pegunungan tinggi, itu pun kemungkinan hanya ada di Gunung Pangrango).
Kebiasaan :
Kurang diketahui, biasanya berada di hutan pegunungan dengan ketinggian 1.000-2.500 meter dari permukaan laut.
Makanan :
Serangga besar, termasuk kumbang.
Perkembangbiakan :
Tidak banyak catatan, tetapi kemungkinan
sama dengan kerabat dekat celepuk gunung yang hidup di Asia, bertelur 3
– 4 butir, sarang memanfaatkan lubang pohon atau bekas sarang burung
dari keluarga Captonidae.
5. Celepuk / collared scops owl ( Otus bakkamoena )
Burung hantu berukuran kecil (sekitar 20
cm), berwarna keabu-abuan atau agak cokelat, dengan jumbai telinga yang
menonjol. Tubuh bagian atas berwarna agak abu-abu pucat. Tubuh bagian
bawah agak abu-abu atau cokelat kuning tua, dengan coretan dan bintik
hitam dan kuning tua.
—
Wilayah persebaran :
India, China, dan Asia Tenggara termasuk Indonesia (terutama Jawa dan Bali).
Kebiasaan :
Bertengger pada tempat yang rendah, hampir
sepanjang malam mengeluarkan bunyi sedih secra musiman. Mengintai
mangsa dari tempat bertengger dan tiba-tiba menyergapnya.
Makanan :
Serangga besar seperti kecoa, jangkrik, dan kumbang, serta beberapa jenis burung kecil.
Perkembangbiakan :
Bertelur dengan jumlah 2 – 3 butir, telur
berwana putih dan hampir bulat sempurna. Sarang diletakkan dalam lubang
pohon, pelepah daun palem, atau rumpun bambu.
6. Celepuk rajah / rajah’s scops owl ( Otus brookei )
Burung hantu berukuran kecil (sekitar 23
cm), berwarna abu-abu agak cokelat, dengan jumbai telinga yang
menonjol. Hampir sama dengan Otus bakkamoena, tetapi posturnya sedikit lebih besar dengan kerah putih yang lebar pada bagian tengkuk.
—
Wilayah persebaran :
Spesies burung hantu yang satu ini jarang
sekali dikenal. Hanya pernah ditemukan beberapa spesimen yang berasal
dari daerah pegunungan di Kalimantan, Sumatera, dan Jawa Timur.
Kebiasaan : Seperti burung hantu scops yang lain.
Makanan : Serangga
Perkembangbiakan :
Belum ada catatan mengenai perilaku perkembangbiakan burung ini.
7. Hingkik / barred eagle owl ( Bubo Sumatranus )
Burung hantu berukuran besar (sekitar 45
cm), dengan ciri bergaris banyak, berwarna abu-abu gelap, dengan jumbai
telinga mencolok. Tubuh bagian atas berwarna cokelat kehitaman
bergaris-garis halus warna kuning tua. Tubuh bagian bawah berwarna
abu-abu keputih-putihan dan banyak bergaris hitam.
—
Wilayah persebaran :
Semenanjung Malaysia, Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali (jarang dijumpai di hutan dataran rendah)
Kebiasaan :
Senang mandi di kolam dan aliran air,
terbang cepat dan rendah dari tempat sembunyi pada saat menjelang gelap.
Berburu dari tempat hinggap dan meloncat-loncat dengan indah.
Makanan :
Tikus besar dan kecil, ikan-ikan kecil, ular, dan burung-burung kecil.
Perkembangbiakan :
Sarang dibuat dalam lubang pohon, terkadang cukup rendah di atas tanah, menghasilkan 1-2 butir telur.
8. Bubo ketupu / buffy fish iwl ( Ketupa ketupu )
Burung hantu berukuran besar (sekitar 45
cm), warna cokelat kekuningan dengan jumbai telinga mencolok. Tubuh
bagian atas penuh dengan garis-garis/coretan (lurik) berwarna cokelat
terang, dengan garis-garis hitam bertepi kuning tua. Tubuh bagian bawah
berwarna kuning tua kemerahan dengan lurik hitam yang tebal.
—
Wilayah persebaran :
Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Di
negeri kita, hanya dijumpai di Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali
(kadang terlihat di hutan dataran rendah).
Kebiasaan :
Umumnya aktif di malam hari, tetapi
sebagian aktif di siang hari di tempat-tempat yang teduh dan gelap.
Senang mandi dan berendam lama-lama di dalam air. Sebagian besar
menangkap makanannya dari dalam air.
Makanan :
Ikan-ikan kecil, kodok, krustasea, mamalia dan reptil kecil.
Perkembangbiakan :
Sarang dibuat dalam lubang pohon yang
rapuh, atau bekas sarang burung lain pada pohon yang tinggi, hanya
bertelur 1 butir dan berukuran besar, bulat, berwarna putih dengan
bercak-bercak kotor.
9. Beluk watu / asian barred owlet ( Glaucidium cuculoides )
Burung hantu berukuran kecil (sekitar 24
cm), dengan ciri warna cokelat kuning kemerahan, bergaris-garis halus.
Tubuh bagian atas berwarna cokelat berangan kemerah-merahan,
bergaris-garis kuning tua kemerahan dengan garis putih terputus di ujung
bahu. Tubuh bagian bawah berwarna cokelat merata dengan garis-garis
cokelat kekuningan. Bagian dada dan perut agak putih dengan sisi
berwarna cokelat.
—
Wilayah persebaran :
Asia Tenggara, di luar Semenanjung Malaysia, Jawa, dan Bali (dianggap sebagai jenis yang terpisah).
Kebiasaan :
Sering berada di dusun, kebun, dan hutan
sekunder. Aktif di malam hari, namun terkadang siang hari. Suaranya
terdengar malam menjelang fajar.
Makanan :
Serangga dan burung kecil
Perkembangbiakan :
Bersarang di lubang kecil pada pohon, biasanya bertelur 2 telur berwarna putih
10. Punggok / brown hawk owl ( Ninox scutulata )
Burung hantu seperti elang berukuran
sedang (30 cm), dengan ciri khas tidak memiliki piringan wajah. Tubuh
bagian atas berwarna cokelat gelap. Tubuh bagian bawah berwarna kuning
tua, coretan lebar cokelat agak merah. Perut, dagu, dan bercak di depan
mahkota berwarna putih.
—
Wilayah persebaran :
Asia Timur dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Di Indonesia, habitanya hanya di Sumatera, Sulawesi, dan Jawa Barat.
Kebiasaan :
Aktif saat menjelang senja di pinggir
hutan atau perkebunan. Ia bisa terbang mengejar mangsa, seperti capung
dan serangga, kemudian ditangkap dengan cakarnya saat terbang.
Makanan :
Serangga, tonggeret, capung, kecoa, lebah, dan sebagainyal.
Perkembangbiakan :
Bersarang di lubang kecil pada pohon, dengan telur yang berjumlah 2-3 butir, warna telur putih.
11. Seloputo / spotted wood owl ( Strix seloputu )
Burung hantu berukuran besar (47 cm)
dengan ciri warna merah cokelat, berbintik putih tanpa jumbai telinga.
Piringan wajah sawo matang. Tubuh bagian atas berwarna merah
kecokelatan, berbintik merah tebal dikelilingi pinggiran hitam. Tubuh
bagian bawah berwarna putih dengan lurik cokelat. Garis dagu agak putih.
—
Wilayah persebaran :
Asia Tenggara, Semenanjung Malaysia, Pulau Palawan (Filipina), dan Jawa. Bentuk yang lebih kecil terdapat di Pulau Bawean.
Kebiasaan :
Sering berada di hutan dataran rendah, dan rumpun hutan dekat desa, atau juga di kota-kota.
Makanan :
Mamalia kecil, anakan burung, dan serangga.
Perkembangbiakan :
Bersarang di lubang pepohonan, jumlah telur 1-2 butir, telur berwarna putih.
12. Kukuk beluk / brown wood owl ( Strix lepto grammica )
Burung hantu berukuran besar (sekitar 47
cm) dengan ciri bergaris-garis banyak, warna cokelat agak merah tanpa
jumbai telinga. Piringan wajah mencolok agak merah, dengan kacamata
berupa lingkaran warna hitam. Memiliki alis warna putih. Tubuh bagian
bawah berwarna kuning tua dengan garis-garis halus cokelat gelap,
bergaris rapat kuning tua dan putih.
—
Wilayah persebaran :
India, China, dan Asia Tenggara termasuk Indonesi (Sumatera, Kalimantan dan wilayah barat Jawa).
Kebiasaan :
Nokturnal, jarang terlihat di siang hari. Jika terganggu pada siang hari, burung akan menggugurkan bulu-bulunya
sehingga nampak seperti sepotong kayu mati dan melihat dengan mata
setengah tertutup. Pasangannya akan memanggil-manggil sebelum hari
gelap, atau beberapa saat sebelum waktu berburu.
Makanan :
Mamalia kecil, ulat, burung kecil dan kadang kadal
Perkembangbiakan :
Sarangnya hanya tumpukan kasar dari sampah, yang diletakkan didalam dasar lubang pada pohon.
13. Beluk telinga pendek / short-eared owl ( Asio flammeus )
Burung hantu berukuran sedang (sekitar 37
cm) dengan ciri warna cokelat kekuningan. Piringan wajah mencolok dengan
jumbai telinga pendek, sehingga sukar terlihat. Mata berwarna kuning
menyala dikelilingi lingkaran hitam. Tubuh bagian atas berwarna cokelat
kekuningan dengan banyak coretan hitam dan kuning tua. Tubuh bagian
bawah berwarna kuning tua dengan garis-garis cokelat gelap.
—
Wilayah persebaran :
Di seluruh dunia. Tetapi Asia Tenggara
hanya dijadikan sebagai persinggahan di musim dingin. Di Indonesia,
mereka lebih sering dijumpai di Pulau Kangean saja.
Kebiasaan :
Lebih menyukai daerah terbuka yang berumput. Sebagian besar aktif di daratan dan pada siang hari.
Makanan :
Mamalia kecil, ulat, burung kecil dan kadang kadal
Perkembangbiakan :
Belum ada catatan mengenai hal ini.
Penemuan terbaru
Yang terakhir adalah burung hantu yang ditemukan dan dipublikasikan pada Februari 2013, yaitu burung hantu rinjani atau rinjani scops owl ( Otus jolandae ) yang merupakan burung endemik dan berhabitat di lombok.
Dari semua burung hantu ini, masing –
masing memiliki perbedaan dari suara yang dilagukan. Jika ingin
mendengar suara dari berbagai jenis burung hantu, atau ingin
mendownloadnya, silakan buka kembali artikelnya di sini.
PERAWATAN BURUNG HANTU
Perawatan
burung hantu ini sangat berbeda dari perawatan burung kicauan yang
aktif pada siang hari dan beristirahat pada malam harinya. Faktor utama
dalam perawatan burung adalah pakan
hariannya, yang sangat tergantung dari kebiasaan, jenis pakan, dan
habitat burung tersebut (silakan lihat kembali catatan di atas). Tetapi
dari semua jenis burung hantu yang ada di Indonesia rata-rata pemakan
serangga kecil. Jadi, dalam hal ini pemberian jangkrik bisa diterapkan.
Untuk burung hantu jenis celepuk, perawatannya lebih mudah karena
bisa diberi pakan jangkrik dewasa dengan porsi 10-15 ekor yang diberikan
tiap pagi dan malam harinya. Selain jangkrik, burung hantu ini juga
bisa diberikan pakan ikan kecil (misalnya anak ikan mas), anak ayam,
puyuh, tikus putih, dan juga burung emprit yang banyak dijual khusus
untuk pakan burung pemangsa dan reptil. Untuk menjaga hal-hal yang tidak
diinginkan, sebaiknya burung hantu jangan diberi ikan lele atau daging
ayam mentah dari pasar.
Untuk anakan burung hantu, atau umurnya belum mencapai 6 bulan, pakan
bisa berupa jangkrik saja dan sebaiknya pakan ini tidak disodorkan
langsung ke paruhnya. Cukup diletakkan di tangan Anda, dan biarkan
burung mengambil sendiri makanannya. Hal ini untuk mencegah agar burung
hantu tidak manja dan akhirnya malas makan kalau tidak diloloh.
Setelah burung hantu berusia 7 – 8 bulan, pakan yang diberikan bisa
diganti atau ditambah dengan burung kecil seperti emprit dan tikus
putih.
Burung hantu tidak menyukai tempat yang panas. Jangan membiarkan
anakan burung hantu di tempat panas. Jika melihat burung kepanasan,
segera pindahkan ke lokasi yang teduh, misalnya di dalam rumah, di bawah
pohon rindang, atau di beranda rumah. Sebaliknya, lingkungan kandang
juga jangan terlalu dingin.
Selama
merawat, jangan sungkan-sungkan Anda mengajaknya bicara, sekedar
menghilangkan rasa bosan dan kesepian dari burung hantu tersebut,
sekaligus menumbuhkan kepercayaan dan membangun hubungan antara burung
hantu dan pemiliknya.
Burung hantu yang mengalami kebosanan cenderung mudah mengalami stress. Kalau burung kicauan seperti lovebird cenderung mencabuti bulu-bulunya
karena stress akibat rasa bosan, sedangkan burung hantu jika stres
sering menolak makanan yang bisa berakibat pada kematian.
Pada malam hari, burung hantu bisa disimpan dalam ruangan yang gelap tanpa cahaya lampu sedikitpun.
Hal terpenting dalam perawatan burung hantu adalah membangung
kepercayaan burung hantu terhadap pemiliknya, dan bagaimana menciptakan
hubungan emosional antara burung hantu dan pemiliknya. Hal tersebut bisa
dilakukan dengan selalu berinteraksi dan memberi perhatian ekstra.
Sebab burung hantu bukan sekadar piaraan, tetapi juga partner Anda.
—
Pada edisi berikutnya, kita akan membahas jenis-jenis pelatihan yang bisa diterapkan pada burung hantu.
Semoga bermanfaat.
sumber : http://omkicau.com
|
-visit us: @Mr_ikky and Friends- |
Subscribe to:
Posts (Atom)