Tuesday, 5 May 2015

Jenis-Jenis Burung Hantu di Indonesia

Indonesia merupakan salah satu wilayah dengan keanekaragaman jumlah jenis burung hantu yang tinggi. Sedikitnya 54 jenis burung hantu hidup di Indonesia dari sekitar 240-an spesies burung hantu dunia. Bahkan dari ke-54 jenis tersebut, beberapa diantaranya merupakan spesies burung hantu endemik Indonesia.
Burung Hantu adalah kumpulan burung yang dikelompokkan dalam ordo Strigiformes. Ordo ini terdiri atas dua suk (famili) yaitu Tytonidae (burung serak) dan Strigidae (burung hantu sejati). Indonesia memiliki jenis-jenis dari kedua famili burung hantu tersebut.
Burung hantu merupakan hewan buas (karnivora) dan hewan nokturnal (aktif di malam hari). Penampilan fisik dan perilakunya khas. Berbagai mitos yang umumnya menyeramkan kerap diberikan pada burung Strigiformes ini, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Mungkin karena mitos dan penampilannya tersebut burung ini dinamai sebagai burung hantu.

Jenis dan Gambar Burung Hantu di Indonesia

Burung hantu tersebar hampir di seluruh dunia kecuali di Antartika. Jumlah jenisnya diperkirakan mencapai 141 spesies atau lebih. Di Indonesia saja, Alamendah’s Blog mencatat sedikitnya 54 spesies burung hantu asli Indonesia. Daftar lengkap jenis (spesies) dan gambar burung hantu di Indonesia adalah sebagaimana di bawah. Daftar tersebut selain dilengkapi dengan gambar juga disertakan nama burung dalam bahasa Indonesia dan Inggris, nama ilmiah, dan penjelasan singkat lainnya.
  1. Bubo sumatranus (Beluk Jampuk, Hingkik)
    Beluk Jampuk berukuran 40-46 cm. Jenis burung hantu ini mempunyai daerah sebaran meliputi Indonesia (Sumatera, Bangka, Jawa, Kalimantan, Bali), Malaysia, Thailand bagian selatan, Brunei Darussalam. Dalam bahasa Inggris disebut Barred Eagle-owl atau Barred Eagle-Owl. Status konservasi Least Concern (Berisiko Rendah) IUCN Redlist dan CITES Appendix II.
    Bubo sumatranus (Beluk Jampuk, Hingkik)
    Bubo sumatranus (Beluk Jampuk, Hingkik)
  2. Glaucidium brodiei (Beluk-watu Gunung)
    Beluk-watu Gunung berukuran 15-17 cm. Daerah sebaran jenis burung hantu ini meliputi Indonesia (Sumatera dan Kalimantan), Bhutan, Brunei Darussalam, Kamboja, China, India, Laos, Malaysia, Myanmar, Nepal, Pakistan, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. Dalam bahasa Inggris disebut Collared Owlet. Status konservasi Least Concern (Berisiko Rendah) IUCN Redlist dan CITES Appendix II.
  3. Glaucidium castanopterum (Belukwatu, Beluk-watu Jawa)
    Beluk-watu Jawa berukuran 24 cm. Endemik di Jawa dan Bali. Dalam bahasa Inggris disebut Javan Owlet. Status konservasi Least Concern (Berisiko Rendah) IUCN Redlist dan CITES Appendix II.
    Glaucidium castanopterum (Belukwatu)
    Glaucidium castanopterum (Belukwatu)
  4. Ketupa ketupu (Beluk Ketupa, Bloketupu)
    Beluk Ketupa berukuran 40-48 cm. Daerah sebarannya meliputi Indonesia (Sumatera, Bangka, Jawa, Kalimantan, Bali, dan pulau-pulau di sekitarnya), Bangladesh, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Dalam bahasa Inggris disebut Buffy Fish-owl, Buffy Fish Owl, Buffy Fish-Owl. Status konservasi Least Concern (Berisiko Rendah) IUCN Redlist dan CITES Appendix II.
    Ketupa ketupu (Beluk Ketupa)
    Ketupa ketupu (Beluk Ketupa)
  5. Ninox boobook (Pungguk kokodok)
    Pungguk kokodok berukuran 27-36 cm. Daerah sebarannya meliputi Indonesia (Timor, Pantar, Alor, Jamdena, dan Papua bagian selatan, ), Timor Leste, Australia, dan Papua Nugini. Dalam bahasa Inggris disebut Southern Boobook. Status konservasi Least Concern (Berisiko Rendah) IUCN Redlist dan CITES Appendix II.
    Ninox burhani (Punggok Togian)
    Ninox burhani (Punggok Togian)
  6. Ninox burhani (Punggok Togian)
    Punggok Togian atau Pungguk Togian adalah hewan endemik Indonesia (Kep. Togian, Sulawesi Tengah). Dalam bahasa Inggris disebut Togian Boobook, Togian Boobook. Status konservasi Near Threatened (Hampir Terancam) dan CITES Appendix II.
  7. Ninox connivens (Punggok Gonggong)
    Punggok Gonggong berukuran 35-45 cm. Daerah sebarannya meliputi Indonesia (Papua bagian barat daya, Pulau Halmahera, Obi, Bisa, Mandioli, Bacan, dan Kasurata), Australia, dan Papua Nugini. Dalam bahasa Inggris disebut Barking Owl, Barking Boobook. Status konservasi Least Concern (Berisiko Rendah) IUCN Redlist dan CITES Appendix II.
    Ninox connivens (Punggok Gonggong)
    Ninox connivens (Punggok Gonggong)
  8. Ninox forbesi (Pungguk Tanimbar, Pungguk Maluku)
    Pungguk Tanimbar sebelumnya dianggap subspesies dari Pungguk Maluku (Ninox squamipila). Endemik Indonesia (Pulau Jamdena dan pulau kecil di sekitarnya). Dalam bahasa Inggris disebut Tanimbar Boobook. Status konservasi Least Concern (Berisiko Rendah) IUCN Redlist dan CITES Appendix II.
  9. Ninox hantu (Pungguk Buru, Pungguk Maluku)
    Pungguk Buru sebelumnya dianggap subspesies dari Pungguk Maluku (Ninox squamipila). Burung hantu endemik Pulau Buru, Maluku. Dalam bahasa Inggris disebut Buru Boobook. Status konservasi Least Concern (Berisiko Rendah) IUCN Redlist dan CITES Appendix II.
  10. Ninox hypogramma (Pungguk Halmahera, Pungguk Maluku)
    Pungguk Halmahera sebelumnya dianggap subspesies dari Pungguk Maluku (Ninox squamipila). Endemik Maluku Utara (Pulau Halmahera, Obi, Bacan). Dalam bahasa Inggris disebut Halmahera Boobook. Status konservasi Least Concern (Berisiko Rendah) IUCN Redlist dan CITES Appendix II.
sumber : http://alamendah.org

hamster, guppy, freelance, indonesia, jual hamster, jual guppy, jual hewan, jual tikus, jual kandang,
-visit us: @Mr_ikky and Friends-

No comments:

Post a Comment