Celepuk Flores atau Otus alfredi merupakan
satu diantara puluhan jenis burung hantu di Indonesia. Bahkan Celepuk
Flores adalah salah satu burung endemik Indonesia dengan daerah
persebaran terbatas di pulau Flores. Satu lagi, Celepuk Flores menjadi
satu dari tiga burung hantu
(famili Strigidae) paling langka (terancam punah) di Indonesia. Dua
jenis lainnya adalah Celepuk Siau (Critically Endanged) dan Serak
Taliabu (Endangered).
Nama latin hewan yang dinamai Celepuk Flores ini adalah Otus alfredi (Hartert, 1897). Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Flores Scops-owl atau Flores Scops Owl.
Burung hantu
ini berukuran kecil, dengan panjang antara 19-21 cm. Bulu tubuhnya
didominasi warna merah karat. Daerah muka berwarna coklat-kemerahan agak
gelap, dengan alis putih dan berkas telinga merah-karat. Terdapat bulu
berwarna putih di bagian dahi serta mahkota yang berwarna merah-karat
tanpa garis. Tubuh bagian atas memiliki bulu berwarna merah-karat gelap
tanpa garis, sedangkan pada kerah leher belakang terdapat pita putih
kecil berbentuk segitiga. Bulu skapular terluar putih berbintik coklat
besar. Bulu terbang bercoret merah-karat dan putih. Ekor tidak bercoret.
Tubuh bagian bawah putih, dada kadang merah karat. Paruh, iris, kaki,
dan cakar Celepuk Flores berwarna kuning. Deskripsi fisik burung endemik
nan langka ini selengkapnya bisa melihat gambar burung hantu yang disertakan dalam artikel ini.
Burung ini merupakan hewan nokturnal (aktif di malam hari). Dibandingkan dengan jenis burung hantu dari genus Otus
lainnya, Celepuk Siau termasuk tipe burung pendiam. Ditambah dengan
kebiasaannya yang kerap bertengger di dahan yang tinggi membuat burung
hantu ini sulit diamati.
Burung Celepuk Flores atau Flores Scops-owl (Otus alfredi) merupakan burung endemik
pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Keberadaan hanya
ditemukan di dua wilayah yaitu di pegunungan Todo dan Ruteng yang
terletak di sisi barat pulau Flores. Pertama kali diidentifikasikan oleh
Hartert pada tahun 1896. Spesimen didapat dari Gunung Repok (Pegunungan
Todo). Setelahnya spesies langka ini tidak pernah terlihat hingga pada
tahun 1994 ditemukan lagi Celepuk Flores di Gunung Poco Mandasawu dan Danau Ranamese (Pegunungan Ruteng).
Habitat burung endemik ini adalah hutan
pegunungan di Pulau Flores dengan ketinggian lebih dari 1000-1400 meter
di atas permukaan laut. Daerah distribusinya sangat terbatas dan sempit,
dengan kisaran luas hanya 450 km2 saja. Populasinya diperkirakan hanya
berkisar antara 250-2499 ekor burung dewasa atau setara dengan 370-3,800
individu secara total. Ancaman terbesar bagi kelestarian burung ini
adalah hilangnya habitat sebagai akibat dari deforestasi hutan.
Berdasarkan daerah sebarannya yang
terbatas, tren populasi yang terus menurun, serta ancaman yang terus
berlangsung, IUCN Redlist menetapkan Celepuk Flores (Otus alfredi)
sebagai spesies yang terancam punah dengan status Endangered. Ini
menjadikannya sebagai satu dari tiga spesies burung hantu Indonesia yang
paling langka dan terancam punah. Statusnya sama dengan Serak Taliabu (Tyto nigrobrunnea) yang sama-sama berstatuskan Endangered (Terancam). Atau sedikit lebih baik dibanding kerabat dekatnya, Celepuk Siau (Otus siaoensis) yang menyandang status Critically Endangered (Kritis).
Oleh CITES (Convention on International
Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora), Celepuk Flores
didaftar sebagai Appendix II. Sedangkan di Indonesia, meskipun termasuk
salah satu burung paling langka, Celepuk Flores masih luput dari daftar
hewan yang dilindungi.
Klasifikasi Ilmiah Celepuk Flores : Kerajaan: Animalia. Filum: Chordata. Kelas: Aves. Ordo: Strigiformes. Famili: Strigidae. Genus: Otus. Spesies: Otus alfredi (Hartert, 1897).
sumber : http://alamendah.org/2014/11/11/celepuk-flores-otus-alfredi-burung-hantu-endemik-flores/
|
-visit us: @Mr_ikky and Friends- |
Wednesday, 29 April 2015
Celepuk Flores (Otus alfredi) Burung Hantu Endemik Flores
Labels:
Bird Lover,
Burung Hantu
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment