Salah
satu harapan Om Kicau untuk lebih memasyarakatkan pemanfaatan burung hantu di kalangan petani, terutama guna membasmi hama tikus, akhirnya
mulai terwujud. Setelah ekspose keberhasilan para petani di Desa
Tlogoweru (Demak) dalam memanfaatkan burung hantu untuk tujuan tersebut,
sekarang makin banyak daerah lain yang menerapkan hal serupa. Kini
saatnya individu / perorangan juga bisa memanfaatkan burung hantu untuk
berbagai keperluan di rumah, setidaknya sebagai partner atau sahabat.
Jika berminat, silakan menyimak 8 tips sukses memelihara burung hantu berikut ini.
—-
Bagi kolektor burung eksotik, burung hantu bisa dijadikan salah satu
pilihan. Meski demikian, siapapun tetap bisa memelihara burung ini,
khususnya untuk dijadikan partner atau sahabat di rumah. Yang penting,
Anda harus rajin melatihnya, dan memiliki beberapa pemahaman awal
mengenai apa dan bagaimana burung hantu.
Bagi yang berminat, Anda juga perlu membuka beberapa referensi yang pernah diupload Om Kicau mengenai burung hantu, antara lain:
Jika kelak sudah menguasai teknik pemeliharaan / perawatan dan cara
melatih burung hantu, bukan tidak mungkin Anda bisa berubah fikiran
untuk menjadi penangkar, atau bahkan pencetak burung hantu-burung hantu
terlatih yang memiliki nilai jual tinggi.
Saat ini burung hantu terpopular, yaitu jenis barn owl (Tyto alba),
dijual seharga Rp 3,5 juta – Rp 7,5 juta per pasang, jantan dan betina,
umur 8 bulan. Untuk anakan umur 2 bulan, harga bervariasi mulai dari Rp
250.000 – Rp 400.000 per ekor. Kalau dewasa, dan sudah terlatih, harga
bisa di atas Rp 10 juta per ekor.
—-
Satu hal yang wajib diperhatikan, burung hantu rentan stres, bahkan
sering berujung pada kematian jika kita lalai dalam perawatannya. Karena
itu, burung hantu jenis apapun harus dirawat secara tepat dan optimal
agar burung bisa hidup lebih lama, dan memberi banyak manfaat bagi Anda
dan keluarga.
Selain itu, jangan pernah memperlakukan burung hantu sebagaimana burung
kicauan, yang saban hari selalu di dalam sangkar. Hal inilah salah satu
penyebab mengapa burung hantu mudah stres dan cepat mati.
Berikut ini delapan tips sukses dalam merawat burung hantu :
1. Anggaplah burung hantu sebagai partner
Jika Anda baru memelihara burung hantu di rumah, perlakukan mereka
seperti layaknya partner, dan bukan sekadar sebagai burung piaraan
sebagaimana kita memelihara burung kicauan. Pada burung kicauan, mungkin
kita cukup mengenali karakter burung, kemudian memberi pakan dan extra fooding (EF), mandi-jemur, lantas menggantung sangkarnya di gantangan, dan seterusnya.
Burung hantu tidak bisa diperlakukan seperti itu, karena dia memiliki kepintaran yang setara dengan burung paruh bengkok (parrot).
Burung hantu bahkan butuh disapa sang pemilik atau perawatnya, agar
cepat menjadi jinak dan membuatnya makin percaya kepada perawat /
pemilik.
Jika sudah muncul kepercayaan seperti itu, burung akan merasa aman dan
nyaman ketika kita mendekatinya. Karena itulah, mereka tidak akan mau
melepaskan diri atau kabur begitu ditaruh dalam tenggeran tanpa tali
pengikat.
2. Jangan memasukkan dalam sangkar
Sebaiknya jangan pernah memasukkan burung hantu dalam sangkar. Meski
terkesan kurang aktif, burung ini cenderung stres dan makin sulit
dijinakkan jika dipelihara dalam sangkar.
Lebih baik menyediakan tenggeran yang biasa digunakan untuk kakatua,
dengan mengikat tali pada kakinya dan tenggeran. Kalau pun tidak ingin
memeliharanya dalam tenggeran seperti itu, Anda bisa menggunakan kandang
berukuran besar, misalnya kandang aviary.
—-
Menggunakan tenggeran atau perching sebagai
tempat nangkring sehari-hari sangat memudahkan kita dalam proses
penjinakan burung. Jika burung sudah jinak, dia lebih mudah dilatih dan
tidak mudah stres.
3. Berikan pakan secukupnya.
Perawatan burung hantu sejenis celepuk (burung hantu kecil) memang lebih
mudah daripada jenis lain seperti barn owl. Jangkrik bisa diberikan
pada pagi dan malam hari, dengan porsi secukupnya.
Pemberiannya bisa dilakukan dengan meletakkan jangkrik dalam wadah /
cepuk pakan, lalu ditaruh di tempat yang mudah dijangkau burung hantu.
Pakan juga bisa diberikan dengan cara menyodorkan jangkrik langsung ke
mulut / paruh burung.
Begitu pula dengan air minumnya, dapat diberikan langsung ke paruh
burung, atau dimasukkan dalam wadah dan diletakkan di lokasi yang mudah
dijangkau burung.
Untuk pakan tambahan, Anda bisa memberinya ikan-ikan kecil, tikus kecil,
atau burung emprit banyak dijual di pasar burung dengan harga sangat
murah.
Diusahakan tidak memberinya potongan daging ayam mentah, lele, maupun
daging olahan seperti sosis, bakso dan sejenisnya. Sebab daging ayam dan
lele umumnya hasil budidaya yang dipacu dengan zat pertumbuhan. Begitu
pula daging olahan, yang biasanya menggunakan bahan kimia, termasuk
bahan pengawet.
Dengan kata lain, berikan pakan yang termasuk salah satu rantai makanan dari burung hantu, yaitu binatang yang masih hidup.
4. Jangan menjemur burung hantu di tempat panas
—-
Burung hantu merupakan contoh burung noktural yang paling sempurna.
Ketika hari terang, dia justru berada di tempat persembunyiannya. Begitu
petang, dia keluar dari persembunyiannya untuk mencari mangsa. Kalau
sudah kenyang, barulah dia balik lagi ke persembunyiannya.
Namun, dalam pemeliharaan manusia, burung hantu masih bisa aktif pada
saat hari terang. Jadi, boleh saja dia dikeluarkan dari ruangan,
misalnya ditaruh di teras pada pagi hari. Yang mesti diperhatikan,
jangan sampai ia terkena panas secara berlebihan. Jadi, jangan pernah
menjemur burung hantu di tempat panas.
Jika sinar matahari mulai meninggi, yang berarti makin panas, segera
masukkan burung hantu ke tempa yang teduh. Selain itu, jangan pula
memandikan burung di bawah sinar matahari, karena bakal membuatnya makin
stres, karena menyalahi kodratnya sebagai burung noktural, yaitu burung
yang aktivitasnya dilakukan malam hari.
5. Sering berbicara kepada burung hantu
Sepertinya anjuran aneh, wong burung
kok diajak bicara. Kalau burung paruh bengkok yang terlatih mungkin
masih bisa membalas dengan kalimat pendek atau beberapa rangkaian kata.
Nah, burung hantu kan tidak bisa bicara. Salah-salah, orang lain yang
melihat akan mengira kita nggak waras, karena bicara sendiri, he.. he.. he…
Tetapi itulah salah satu cara untuk mempercepat proses penjinakan dan
membangun ikatan batin antara sang pemilik / perawat dan burung hantu.
Usahakan setiap bertemu menyapanya, seperti “helo…”, “apa kabar…”, dan
sebagainya.
Kebiasaan menyapa ini akan membuat burung hantu nyaman dan merasa
diperhatikan. Saat memberi pakan, Anda juga bisa mengajaknya bicara.
Selain akan mempercepat proses penjinakan, sapaan seperti ini bisa
mencegah burung dari potensi stres. Jika burung hantu sampai stres, dia
seringkali mogok makan, sehingga akhinya jatuh sakit dan mati.
6. Berikan sentuhan lembut
—-
Rupanya yang butuh sentuhan bukan cuma manusia saja. Burung hantu pundemen disentuh
atau dielus-elus sang pemilik atau perawatnya. Saat Anda menyentuhnya,
terutama pada bagian atas kepalanya, silakan lihat ekspresi wajahnya.
Pasti burung akan merasa nyaman.
Kombinasi antara sering menyapa, mengajaknya bicara, serta memberikan
sentuhan lembut pada kepalanya, akan memberi efek luar biasa sehingga
burung cepat jinak, mudah dilatih, dan dapat diperintah sesuai dengan
apa yang Anda inginkan.
7. Matikan lampu pada tengah malam
Nah, yang ini juga perlu diperhatikan. Jangan mentang-mentang burung
noktural alias burung malam, lantas burung hantu dibiarkan dalam ruangan
dengan lampu yang menyala terang. Di tengah malam, biasanya usai makan
malam, sebaiknya lampu ruangan dimatikan sehingga menjadi gelap gulita.
Barangkali justru kita selaku pemilik / perawat yang akan kesulitan
melihat kondisi ruangan yang gelap, tetapi burung hantu memiliki
kemampuan yang tidak dimiliki manusia. Jadi, it’s ok,
biarkan saja burung semalaman berada di tempat gelap tanpa cahaya.
Justru cahaya yang terang akan mengganggu burung, atau membuatnya kerap
dilanda kecemasan.
8. Tenang dan jangan panik
Setiap kali berada di depan burung hantu, usahakan untuk selalu bersikap
tenang dan tidak panik. Bagaimana kalau kita digigit dan dicakar, dalam
proses awal penjinakan? Ya itu tadi, tetap tenang dan jangan panik.
Kalau Anda menunjukkan kepanikan, burung hantu biasanya ikut panik dan
stres, tidak mau makan, dengan akibat yang bisa Anda tebak sendiri.
Tetapi, Anda pun jangan sampai cedera hanya karena ingin menjinakkan
burung hantu. Solusinya, jika masih dalam tahap awal penjinakan,
disarankan menggunakan sarung tangan dari kulit, agar tangan Anda
selamat dari kemungkinan cedera akibat digigit atau dicakar burung
hantu.
—-
Itulah delapan tips sukses dalam merawat burung hantu, baik jenis
celepuk, barn owl, dan sebagainya. Yang terpenting pada tahap awal
memelihara adalah proses penjinakan, agar burung memiliki kepercayaan
kepada kita selaku pemilik / perawat.
Jika burung hantu sudah jinak , maka proses pelatihan bisa diberikan
agar burung hantu memiliki kemampuan istimewa. Beberapa tahapan dalam
melatih burung hantu bisa dilihat kembali di sini.
Semoga bermanfaat.
sumber : http://omkicau.com/ & http://rumahamsterikky.blogspot.com/2014/01/8-tips-sukses-memelihara-burung-hantu.html
|
-visit us: @Mr_ikky and Friends- |
Wednesday, 22 April 2015
8 tips sukses memelihara burung hantu
Labels:
Bird Lover,
Burung,
Burung Hantu
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment