Burung hantu memang burung raja mitos.
Selain mempunyai nama yang seram, muka yang mengerikan, aktifitasnya
pun dilakukan di malam hari. Karenanya berbagai mitos dan kepercayaan
mistis sering disandangkan pada burung hantu ini.
Tidak hanya di Indonesia, di luar negeri
pun berbagai mitos mistik selalu menyertai keberadaan burung hantu.
Rata-rata mitos tersebut berbau hal-hal menakutkan dan menyeramkan.
Meskipun di beberapa negara justru mempunyai mitos yang sebaliknya,
sebagai penolong dan sumber kebijaksanaan.
Burung hantu merupakan sekumpulan jenis
burung dari ordo Strigiformes. Burung ini sedikitnya terdiri atas 222
spesies (jenis) dan tersebar di seluruh dunia, kecuali di Antartika.
Indonesia termasuk negara yang kaya akan spesies burung hantu.
Sedikitnya belasan jenis burung mitos ini hidup di Indonesia bahkan
beberapa di antaranya merupakan burung endemik. Di Indonesia burung ini disebut juga sebagai celepuk, serak, jampuk, kokok beluk, beluk ketupa, dan punggok atau pungguk.
Ciri-ciri Burung Hantu. Kesemua jenis burung hantu mempunyai ciri khas yang hampir sama. Burung ini termasuk binatang nokturnal
(aktif di malam hari), bisa terbang tanpa suara. Mata burung hantu
menghadap ke depan seperti mata manusia dengan bola mata besar yang
selalu melotot, serta kepalanya bisa berputar hingga 180 derajat, bahkan
ada yang hingga 230 derajat.
Rata-rata burung hantu memiliki bulu
lurik berwarna kecoklatan atau abu-abu dengan bercak hitam dan putih.
Ekornya pendek, tetapi sayapnya justru sangat lebar. Rentang sayap
burung hantu mampu mencapai tiga kali panjang tubuhnya.
Burung hantu merupakan binatang karnivora
dan pemburu yang handal. Paruh yang tajam dan kuat, kaki dan kuku tajam
yang cekatan mencengkeram, kemampuannya berdiam mengintai ditunjang
dengan kepala yang mampu berbutar 230 derajat, Matanya yang meghadap ke
depan mampu mengukur jarak dengan tepat, ditambah dengan kemampuannya
terbang dengan tanpa mengeluarkan suara. Bahkan beberapa spesies burung
hantu selain mempunyai pendengaran yang baik juga mempunyai bulu-bulu di
wajah yang ikut mengarahkan suara sehingga mampu mendeteksi keberadaan
mangsa hanya dengan menggunakan suara.
Kekomplitan indera dan kemampuan Sang Raja mitos ini membuat berbagai binatang burunannya seperti serangga, katak, tikus dan binatang kecil lainnya sering tidak berkutik.
Mitos Burung Hantu.
Kemampuan terbang di malam hari yang gelap tanpa suara yang dimiliki
burung ini konon yang menyebabkan burung ini di Indonesia dinamakan
burung hantu. Ditambah dengan rentang sayapnya yang sangat lebar. Pun
dengan bentuk muka, mata, dan bulunya ketika burung ini bertengger di
dahan pohon tak jarang langsung membuat bulu kuduk berdiri layaknya
melihat penampakan hantu. Mengerikan, meski sebagian orang justru
menganggapnya imut dan menggemaskan.
Burung hantu sebagai pemberi tanda
(firasat) buruk termasuk kematian. Bahkan banyak yang beranggapan burung
hantu merupakan penjelmaan hantu atau binatang peliharaan hantu. Mitos
ini semakin mengukuhkan nama burung ini sebagai burung hantu.
Dari penampakan burung hantu baik ketika
terbang maupun ketika bertengger inilah lahir berbagai mitos di seluruh
belahan dunia terkait burung hantu. Tidak terkecuali di Indonesia.
Beberapa mitos yang sering saya dengar berkaitan burung hantu di
antaranya adalah:
Di mancanegara mitos tentang burung hantu
juga banyak berkembang seperti sebagai perlambang kematian dan
kesialan. Namun tidak semua mitos burung hantu bernuansa mengerikan.
Oleh bangsa Indian, burung hantu dianggap sebagai penolong dan
perlambang kebijaksanaan. Pada masa Yunani, burung ini diyakini sebagai
pelindung pasukan yang bertempur. Pun di Inggris, burung dari ordo
Strigiformes ini dipercaya membawa keberuntungan.
Terlepas dari berbagai mitos, keberadaan burung hantu di alam bebas semakin langka
di Indonesia. Langkanya burung hantu di Indonesia selain karena
kerusakan lingkungan juga diakibatkan oleh perburuan untuk
diperdagangkan sebagai binatang peliharaan. Celepuk Siau (Otus siaoensis) merupakan salah satu dari 18 burung paling langka di Indonesia. Pun Celepuk Flores (Otus alfredi), Serak Taliabu (Tyto nigrobrunnea), dan Celepuk Biak (Otus beccarii) yang dicap berstatus endangered (Terancam Punah) oleh IUCN Redlist.
Mungkin sobat mengenal berbagai mitos
lainnya tentang burung hantu ini. Tapi yang pasti hampir setiap malam
aktifitas blogging saya (termasuk saat menulis artikel ini) ditemani
kicauan burung ini yang seperti bersarang tidak jauh dari rumah saya.
Selain itu, saat setahun yang lalu saya didatangi burung hantu dan sempat mengambil gambar beberapa kali senang bukan main. Berbagai mitos itu pun terlupakan.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia. Filum: Chordata. Kelas: Aves. Ordo: Strigiformes. Famili: Strigidae.
Referensi:
|
-visit us: @Mr_ikky and Friends- |
Wednesday, 29 April 2015
Burung Hantu Burung Raja Mitos
Labels:
Bird Lover,
Burung Hantu
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment